Dalam perkembangan kebudayaan manusia, peranan industri pangan tidak semata-mata menyediakan produk pangan guna memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu menghilangkan rasa lapar. Lebih penting dari itu adalah bahwa industri pangan mempunyai peran penting untuk menyediakan produk pangan, yang akan memberikan gizi yang baik bagi konsumennya.
Dalam tulisan yang berjudul "Industri Pangan: Menjawab Tantangan Ketahanan Pangan Mandiri dan Berdaulat" (FOODREVIEW Indonesia, Vol 9/12) kami mengemukakan bahwa industri pangan; melalui keamanan, gizi dan mutu produk pangan yang diproduksinya; mempunyai pengaruh langsung pada tingkat kesehatan dan status gizi konsumennya. Karena itu, industri pangan juga mempunyai pengaruh kuat untuk menentukan produktivitas individu (konsumen) yang mengonsumsi produk yang dihasilkannya tersebut. Karena itu, industri pangan Indonesia hendaknya tidak berkiprah hanya untuk kepentingan bisnis semata, tetapi secara berkelanjutan justru untuk pencapaian visi peningkatan status gizi dan kesehatan populasi penduduk atau masyarakat.
Kita menyadari bahwa sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting penentu kemajuan suatu bangsa. Kualitas SDM yang baik akan mendorong suatu bangsa untuk berkembang lebih pesat. Untuk menghasilkan SDM berkualitas baik, bagi gizi menjadi salah satu faktor yang tidak bisa diabaikan. Gizi memiliki peranan dalam menghasilkan SDM yang produktif dan cerdas. Bahkan kecukupan gizi wajib dipenuhi sejak manusia berada dalam kandungan. Sehingga tidak aneh jika WHO dan Pemerintah mencanangkan program 1000 hari pertama kehidupan untuk mendukung pertumbuhan yang optimal.
Sayangnya saat ini prevalensi stunting yang menjadi salah satu indikator kecukupan gizi di Indonesia masih cukup tinggi. Banyak anak-anak yang lahir dengan tinggi badan di bawah standar, bahkan beberapa diantaranya memiliki berat lahir di bawah 2,5 kg. Artinya kekurangan gizi masih menjadi masalah di Indonesia. Belum lagi terdapat masalah gizi lain, dimana sebagian populasi berada dalam kondisi sebaliknya, yakni mengalami kelebihan gizi, sehingga menimbulkan obesitas dan meningkatkan aneka jenis penyakit degeneratif. Kedua masalah gizi tersebut tentu memberikan efek yang negatif, salah satunya dapat menurunkan produktivitas.
Untuk mengatasi masalah gizi, sangat penting bahwa semua pihak bisa berperan secara maksimal. Dalam konteks ini, industri pangan perlu mentransformasi dirinya menjadi industri gizi. Industri Gizi dan Fortifikasi? Sebagai industri gizi, industri pangan perlu selalu melakukan eksplorasi pengembangan produk pangan yang aman dan bergizi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan riil konsumennya. Fortifikasi merupakan salah satu teknik untuk pengembangan produk bergizi sesuai dengan kebutuhan konsumennya. Eksplorasi tempe sebagai potensi ingridien pangan bergizi -misalnya- perlu dilakukan.
Hal inilah yang kami sajikan pada FOODREVIEW INDONESIA pada edisi ini, Industri Gizi dan Fortifikasi. Semoga informasi yang kami berikan dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Selamat Tahun Baru 2015. Selamat membaca.
Prof. Purwiyatno Hariyadi
Forum
FOOD INFO-LINTAS PANGAN
OVERVIEW
ASOSIASI
INGRIDIEN
BAKERY CORNER
REGULASI