Snack food adalah jenis makanan yang dikonsumsi di luar waktu makan. Karena alasan itu, snack food sering juga sebut sebagai makanan selingan. Selain jenisnya yang sangat beragam, istilah yang bisa dipakai untuk snack ini juga sangat beragam, antara lain adalah camilan, cemilan, nyamikan, makanan ringan, makanan kecil, kue kering, kudapan dan lainlain.
Karena dikonsumsi di luar waktu makan, maka snack foods tidak merupakan makanan pokok. Karena sifat itulah maka konsumsi snack foods biasanya meningkat dengan meningkatkan status ekonomi, dengan meningkatnya pendapatan yang siap (disposable income). Selain itu, dari sisi demografi, konsumen makanan ringan ini umumnya adalah anak-anak dan remaja. Tidak mengherankan bahwa Indonesia merupakan pasar produk makanan ringan yang sangat potensial. Saat ini saja, diperkirakan terdapat lebih dari 80 juta anak-anak dan remaja Indonesia. Dengan alasan tersebut maka tidak mengherankan bahwa diperkirakan oleh U.S. Department of Agriculture, Foreign Agricultural Service, Jakarta, bahwa industri makanan ringan di Indonesia akan tumbuh dengan cepat; sehingga laju kebutuhan ingridien melalu impor juga sangat tinggi, mencapai 20–25 persen per tahun.
Perkiraan ini tentunya memberikan tantangan dan sekaligus peluang bagi Indonesia, baik bagi industri, pemerintah maupun masyarakat luas. Industri ingridien perlu segara dikembangkan di Indonesia. Untuk industri makanan ringan saja, berbagai ingridien berbasis susu (seperti susu skim, whey, krim, laktosa, keju, mentega dan lain-lain), aneka pati, emulsifier, dan aneka vitamin sangat diperlukan.
Karena itu, tantangan dan peluangnya adalah bagaimana memanfaatkan aneka kekayaan bahan lokal untuk memenuhi kebutuhan industri yang sedang berkembang pesat ini. Hal ini antara lain bisa dilakukan melalui pemberdayaan UKM pangan yang tersebar di berbagai sudut Indonesia. UKM Pangan lokal tidak hanya berpotensi memproduksi makanan ringan khas lokalnya masing-masing, tetapi bisa berperan sebagai penyedia ingridien lokal pula, melalui skema-skema kemitraan antar industri.
Hal lain yang perlu diantisipasi oleh industri makanan ringan adalah meningkatnya permintaan konsumen akan produk makanan ringan yang semakin "ringan"; dengan kandungan kalori, lemak, garam dan gula yang semakin rendah. Semua itu adalah terjemahan dari meningkatnya kesadaran konsumen akan kesehatan dan kebugaran. Makanan ringan berbasis protein nabati, kaya karbohidrat kompleks dalam snack bars juga sedang berkembang di Indonesia.
Aneka pembahasan yang berkaitan dengan snack foods ini –snack snapshotmerupakan topik bahasan edisi FOODREVIEW INDONESIA kali ini. Semoga informasi yang kami berikan dapat memberi manfaat bagi kemajuan bisnis sidang pembaca. Semoga.
Selamat membaca.
Prof. Purwiyatno Hariyadi
Forum
Food info-lintas pangan
PERSPEKTIF:
INGRIDIEN
LABORATORI
DAIRY