
Secara global, industri permesinan untuk pengolahan pangan diprediksi akan tumbuh dengan laju yang tinggi, 7.3 persen per tahun, mencapai angka $53.3 billion pada 2016. Secara khusus, laporan hasil kajian dari The Freedonia Group yang berjudul "World Food Processing Machinery", menyatakan bahwa pusat pertumbuhan akan terjadi pada kawasan Asia-Pacific, yang diperkirakan akan tumbuh pesat sampai 9.5 persen per tahun dari 2011 sampai 2016. Pertumbuhan industri permesinan untuk pengolahan pangan di Asia-Pacific ini antara lain akan terjadi Indonesia, selain di China, India dan Thailand.
Oleh Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), pertumbuhan industri pangan di Indonesia diprediksi akan mencapai angka sekitar 8 persen. Angka pertumbuhan yang tinggi ini tentu perlu mendapatkan dukungan permesinan, terutama untuk meningkatkan produktivitas dan sekaligus efisiensi produksi.
Namun pangan adalah pangan, mudah rusak dan terbuka peluang kotaminasi selama penanganannya. Karena itulah maka mesin yang diperlukan mempunyai persyaratan khusus, bukan mesin sembarang mesin. Hal ini disebabkan karena, faktor pengungkit pertumbuhan industri pangan di Indonesia, selain faktor pertumbuhan penduduk, juga faktor meningkatnya permintaan produk-produk dengan jaminan keamanan, mempunyai nilai tambah, fungsional, tetapi tetap harus mempunyai mutu sensori yang prima. Tantangannya adalah bagaimana menghadirkan kondisi proses yang tidak hanya lebih cepat, lebih efisien, tetapi juga lebih higienis, sehingga lebih menjamin keamanan pangan.
Better machine, better hygiene. Itulah permainannya.
Secara umum, mesin dan peralatan yang dipergunakan untuk memproduksi makanan harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan higiene. Artinya, dipersyaratkan bahwa mesin dan peralatan industri pangan harus (i) memenuhi syarat sesuai dengan jenis produk yang diolah; (ii) permukaan yang berhubungan dengan makanan harus haIus, tidak berlubang atau bercelah, tidak mengelupas, tidak menyerap air dan tidak berkarat; (iii) tidak mencemari hasil produksi dengan jasad renik, unsur atau fragmen logam yang lepas, minyak pelumas, bahan bakar, dan lain-lain; serta (iv) mudah dibersihkan.
Semakin penting peranan permesinan pada pengolahan pangan, apalagi jika dikaitkan dengan datangnya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015, mendorong FOODREVIEW INDONESIA untuk membahasnya secara khusus pada edisi ini. Kami mengharapkan teknologi mesin pangan juga bisa dirasakan oleh industri kecil dan menengah. Semoga informasi yang kami berikan dapat bermanfaat bagi kemajuan bisnis sidang pembaca.
Selamat Tahun Baru 2014
Selamat membaca,
Pemimpin Redaksi
Prof. Purwiyatno Hariyadi
Forum 6
Food info-lintas pangan 7
Food info-research update 19
TEKNOLOGI
Desain Saniter
untuk Mesin dan Peralatan
Industri Pangan 22
Choose the Best Coding Machine 26
Better Process with
Rotary Sterilizer
30
Aseptic Processing System 34
Why Should we Concern
About Steam Quality? 46
Breakthrough Innovative Soy Milk Processing 48
Perkembangan
Mesin Penggorengan 50
Mixer Applications 52
Teknologi Tepat Guna dari Balai Besar Logam dan Mesin 56
ASOSIASI
Challenges & Opportunities
Towards ASEAN Economic Community (AEC) 2015 40
DAIRY
Pasteurisasi Skala Kecil
untuk Susu 42
REGULASI
Pengaturan
Bahan Kontak Pangan 58