
Secara tradisional, konsumen melakukan pencicipan sebelum memutuskan untuk
membeli suatu produk pangan. Hal ini sering tidak bisa dilakukan pada transaksi
pasar modern. Konsumen tidak lagi bisa menggunakan indera pengecap untuk
memberikan penilaian mengenai citarasa suatu produk pangan yang akan dibelinya.
Karena itulah maka konsumen perlu lebih menggunakan indera penglihatannya (mata)
untuk melakukan fungsi penilaian itu. People shop with their eyes, demikian sering kita
dengar mengenai hal ini. Karena alasan itulah maka pengembang dan pemasar produk
pangan banyak mempelajari warna, karena diyakin bahwa warna merupakan salah
satu elemen dasar dalam komunikasi pemasaran.
Tidak hanya itu, warna produk pangan juga sekaligus memberikan dan
mempengaruhi persepsi dan informasi mengenai citarasa. Publikasi yang dimuat pada
The Journal of Consumer Research (Vol. 33, No. 4, March 2007) yang ditulis oleh dua
Profesor bidang pemasaran, yaitu JoAndrea Hoegg (University of British Columbia) dan
Joseph W. Alba (University of Florida) mengungkapkan pentingnya warna terhadap
persepsi citarasa ini.
Judul artikel tersebut adalah Taste Perception: More than Meets the Tongue.
Artikel tersebut menunjukkan bahwa persepsi citarasa memang sangat kompleks,
tetapi secara nyata persepsi tersebut dipengaruhi oleh warna. Karena konsumen
berbelanja menggunakan mata, maka warna produk pangan merupakan atribut
penting dalam pengembangan dan pemasaran produk pangan. Color Matters.
Begitu pentingnya warna, maka beberapa pihak mengambil keuntungan
secara tak bertanggungjawab. Penggunaan pewarna tekstil, pemakaian pewarna
pangan melewati dosis yang diijinkan adalah contoh perbuatan yang tak
bertanggungjawab tersebut. Penggunaan pewarna pangan mestinya bertujuan untuk
memberikan nilai lebih pada produk pangan, dimana prasyarat mengenai keamanan
pangan tidak bisa ditawar lagi. Oleh karena itulah maka Pemerintah dan lembaga
terkait perlu secara berkelanjutan dan efektif melakukan pendidikan mengenai hal ini,
termasuk sosialisasi Permenkes No. 33 tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan,
yang di dalamnya termasuk juga tentang pewarna.
FOODREVIEW INDONESIA menyadari bahwa color matters; karena itu maka
topik ini kami sajikan khusus pada edisi ini. Harapannya, semoga informasi yang
diberikan, tidak hanya memastikan keamanan produk pangan yang beredar, tetapi
sekaligus juga dapat membuat pangan 'lebih berwarna', lebih menggugah selera.
Akhirnya, pada kesempatan yang baik ini, kami mengucapkan selamat
merayakan Hari Raya Idul Fitri 1434 H bagi umat Muslim. Semoga dapat menjadi
kemenangan buat kita semua.
Selamat membaca,
Pemimpin Redaksi
Prof. Purwiyatno Hariyadi
Forum 6
Food info-lintas pangan 7
Food info-research update 11
OVERVIEW
Coloring Consumer Appetite 14
How Color Affects Perception 18
ASOSIASI
Pangan Perlu Kebijakan
Menyeluruh 22
INGRIDIEN
Karamel, Pewarna Alami
Dengan Berbagai Kelas
24
Stabilitas Pewarna 28
Pewarna Pangan dari Hasil
Fermentasi
34
Bagaimana Mewarnai Produk
Pangan Secara Alami 38
ADVERTORIAL
"Development in
Natural Coloring" 44
DAIRY
Annatto Pewarna Alami Unik 46
TECHNOLOGY
How miniature-scale R&D
equipment can make a big
difference 50
LABOLATORI
Pengukuran Warna
Produk Pangan