
Data dari ASRIM menyebutkan bahwa industri minuman merupakan salah satu industri yang tumbuh dengan baik di Indonesia; terutama industri sari buah dan minuman isotonik. Pertumbuhan industri ini jelas perlu diantisipasi dengan baik. Dari sisi ketersediaan bahan baku. misalnya, sudah saatnya industri mulai mengeksplorasi dan mengoptimalkan potensi kekayaan alam lokal. Selain itu, isu keamanan pangan dan kesehatan juga merupakan isu yang perlu dijawab oleh industri minuman.
Pada tahun 2006; panel ahli gizi1 mempublikasikan artikel yang berjudul "A new proposed guidance system for beverage consumption in the United States (Am. J. Clin. Nutr. 83: 529-42, 2006). Dalam menyusun pedoman tersebut, tim ahli pada panel tersebut mereview sebanyak 146 laporan penelitian yang dipublikasikan di berbagai jurnal ilmiah.
Hasilnya? Pertama, menekankan tentang peran penting air bagi tubuh manusia untuk bisa melakukan fungsi metabolisme dan fisiologi secara normal. Bahkan, air juga menyumbang asupan beberapa mineral esensial, seperti kalsium, magnesium dan fluor. Jadi, air memang merupakan salah satu zat gizi utama yang diperlukan oleh tubuh. Secara umum, untuk bisa berfungsi secara baik, tubuh manusia memerlukan sekitar 2,2 liter (untuk wanita) sampai 3 liter (untuk laki-laki) setiap harinya.
Kedua, air bisa berasal dari berbagai sumber; termasuk bahan pangan padat. Namun demikian, sumber utamanya adalah minuman. Karena itulah maka panel ahli di atas memberikan ranking produk minuman berdasarkan pada pengaruhnya terhadap kesehatan. Jenis minuman yang menduduki rangking pertama adalah air, diikuti oleh teh dan kopi, susu skim atau rendah lemak (1.5% atau 1%) dan minuman berbasis kedelai, minuman manis non-kalori, minuman dengan ingridien gizi dan fungsional tertentu (fruit and vegetable juices, whole milk, alcohol, and sports drinks), dan terakhir minuman manis berkalori dan "nutrient-poor beverages" (http://ajcn.nutrition.org/content/83/3/529.abstract).
Ketiga, pedoman ini juga memberikan tantangan, dan sekaligus peluang bagi industri minuman untuk bisa mengembangkan produknya. Secara khusus, pedoman ini mengidentifikasi kebutuhan penelitian dan pengembangan dimana industri minuman bisa sangat berperan. Misalnya, bagaimana menurunkan kandungan kalori minuman manis berkalori sampai sekitar 75–80% dari tingkat yang sekarang, sehingga alternatif pemanis non-kalori -misalnya- bisa dikembangkan. Apalagi jika ingin mengembangkan dan menjadikan minuman tidak sekedar sebagai pelepas dahaga, maka pedoman tersebut di atas bisa sangat berguna. Ingat, you are (also) what you drink.
Semoga informasi yang FOODREVIEW INDONESIA sajikan kali ini bermanfaat. Semoga bisa (i) mendukung daya saing industri minuman Indonesia, dan (ii) meningkatkan peran penting industri minuman dalam pembangunan kesehatan umat manusia.
Selamat membaca.
Pemimpin Redaksi
Prof. Purwiyatno Hariyadi
Forum 6
Food info-lintas pangan 8
Food info-research update20
Food info-new products 21
OVERVIEW
Isotonik & Sari buah Dominasi Pertumbuhan Minuman di Indonesia
22
(Wacana) Pengenaan Cukai untuk Minuman Soda 24
ASOSIASI
Beban Industri Makanan
dan Minuman Kian Berat
26
INGRIDIEN
Penggunaan
Pemanis Non Kalori
untuk Produk Minuman
28
Beverages Focusing on Enhanching Cognitive Health
30
Tantangan dalam Formulasi Minuman Berbasis Cokelat 34
TECHNOLOGY
The Rise of PET
Plastic Packaging
38
Sanitary Pump;
Untuk Industri Pangan
42
Flexible Packaging
for Beverages 48
KEAMANAN & MUTU
Energy Drink:
Content and Safety 52
REGULASI
Minuman: Jenis & Definisinya
di Kategori Pangan 14
54
LABOLATORY
Analisa Sugar Inversion
dan °Brix di dalam Soft Drinks
58