
Tiny things whose absence causes a huge, but soluble, problem.
Micronutrients: A no-brainer (The Economist, Oct 8th 2009).
Micronutrient -zat gizi mikro- dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit. Namun demikian, tidak berarti tidak penting. Bahkan, peranannya sungguh sangat penting. Sampai saat ini, masih sering terjadi kekurangan asupan zat gizi mikro sehingga menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik -dan bahkan mental; khususnya jika terjadi pada masa bayi dan anak-anak. Lembaga kesehatan dunia misalnya, mencatat bahwa 30% populasi di dunia mengalami defisiensi zat besi yang mendorong tingginya penderita anemia. Sumber yang sama juga menyebutkan, bahwa sekitar 250 juta anak pra sekolah mengalami kekurangan vitamin A (KVA). Bahkan, 250 000 hingga 500 000 diantaranya mengalami kebutaan setiap tahunnya.
Sebagaimana ditulis oleh The Economist; kekurangan zat gizi mikro ini bisa menyebabkan "a huge, but soluble, problem". Di Indonesia, permasalahan KVA ini mendorong Pemerintah, antara lain, melakukan intervensi gizi melalui suplementasi vitamin A dosis tinggi. Walau jumlah masalah KVA telah menurun, namun kondisi tersebut harus tetap menjadi perhatian; untuk memastikan tidak terjadi lonjakan permasalahannya. Karena alasan itulah maka pemerintah mempunyai prakarsa untuk melakukan fortifikasi Vitamin A pada minyak goreng. Prakarsa Pemerintah ini antara lain dengan menerbitkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7709-2012 tentang minyak goreng sawit; yang mensyaratkan penambahan vitamin A sebagai syarat mutu. Walaupun tujuannya sangat mulia; namun demikian sebelum pemerintah memberlakukan SNI 7709-2012 secara wajib, beberapa revisi penting perlu dilakukan, untuk memastikan bahwa tujuan tersebut tercapai dengan lebih baik dan inovatif.
Mengingat peranan makro dari zat gizi mikro ini, FOODREVIEW INDONESIA secara khusus dalam edisi ini mengulasnya dengan fokus pada vitamin A dan karotenoida. Hal ini penting, karena jelas bahwa pemecahan inovatif atas masalah KVA -misalnya- diperlukan pendekatan multi sektor, melibatkan secara aktif sektor swasta, Pemerintah dan masyarakat. Langkah nyata memecahkan masalah KVA -dan masalah kekurangan zat gizi mikro lainnya- secara secara kreatif, inovatif dan cost-effective perlu segera dilakukan.
Tantangannya adalah; bisakah zat gizi mikro ini dijawab dengan memanfaatkan sumber daya lokal; mengkreasikan produk baru, mengembangkan bisnis zat gizi mikro, mengingat penduduk Indonesia yang sangat besar; maka bisnis yang berkaitan dengan zat gizi mikro - tiny things - ini potensinya sangat besar; a big micronutrient business.
Selamat membaca.
Pemimpin Redaksi
Prof. Purwiyatno Hariyadi
Forum 6
Food info-lintas pangan 7
Food info-research update 16
Food info-new products 17
PERSPEKTIF
Vitamin A : More Than Just
for Eye's Health
18
Tetap Waspada Walau
Defisiensi Vitamin A Menurun
22
Lima Alasan Mengapa
SNI Minyak Goreng Perlu Revisi 26
BISNIS
Micronutrient Business
for Food Industry 28
ASOSIASI
Komitmen Bersama
Asosiasi Pangan se-ASEAN
30
INGRIDIEN
Observing Vitamin A Stability
in Many Processing
32
Retensi Lutein & Zeaxanthin, pada Beberapa Produk
38
Applications of Insoluble
Fibers in Foods
42
Simbiosis Mikroba Bagi Tubuh
yang Menguntungkan Kesehatan 46
TECHNOLOGY
Mixing Technology
for Better Vitamin A
Fortification of Frying Oil 52
LABOLATORY
Analisis Vitamin A yang Cepat & Akurat dengan Teknologi Liquid Chromatograph -
Mass Spectrometry 58