What's new
Magazine Information
FRI Vol XIV/9 2019
Editorial
Confectionery: Art of Healthy Indulgence

Konfeksioneri (confectionery) bisa diartikan sebagai seni dan teknologi dalam hal membuat confections. Secara istilah, confections adalah produk pangan yang didominasi oleh rasa “manis” karena pada umumnya banyak mengandung gula dan karbohidrat. Dalam istilah bahasa Indonesia, hal ini mencakup banyak jenis produk pangan. Kembang gula, gula-gula, permen (termasuk permen cokelat), bahkan juga aneka jenis produk cokelat dan biskuit sering dimasukkan dalam kategori ini. Produk ini sering digunakan sebagai “hadiah” karena sifatnya yang memberikan kesenangan (indulgence) bagi penikmatnya.

Namun, seiring dengan meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular (PTM), khususnya yang berkaitan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi asupan gula, garam dan lemak, maka hal ini jelas merupakan tantangan bagi industri konfeksioneri. Industri telah melakukan respon positif terhadap tantangan ini. Perlu dikemukakan bahwa walaupun secara umum masih didominasi rasa manis, produk ini dapat diformulasikan dengan bahan yang sangat beragam; beragam dalam hal rasa, avor, warna, dan tekstur. Dalam hal ini, kreativitas sungguh sangat diperlukan. Hampir tidak ada batasan mengenai bahan yang dapat dipakai untuk produk “permen” ini; untuk memenuhi permintaan konsumen yang beragam selera, usia, atau gaya hidup.

Secara global, respon tersebut dapat dikategorisasikan sebagai upaya reformulasi, antara lain (i) mengurangi dan/atau mengganti gula dengan pemanis non- dan/atau less calory; (ii) menggunakan protein dan/atau hidrokoloid –terutama pembentuk gel, seperti aneka gum, gelatin – sebagai bahan dasar utama pengganti karbohidrat, dan; (iii) mengunakan aneka buah dan sayuran dalam formulasinya. Selain reformulasi, upaya lain berupa penyesuaian porsi dan ukuran, serta pendidikan kepada konsumen secara umum; khususnya melalui iklan dan label pangan.

Upaya pendidikan ini menjadi sangat penting karena perubahan dari sisi industri saja tidak cukup. Perlu upaya bersama; baik dari pemerintah, industri, dan konsumen, untuk mengatasi risiko PTM. Salah satunya adalah dengan penggunaan label dan iklan. Label iklan menjadi jembatan antara semua pihak untuk dapat saling berkolaborasi menciptakan cara menyajikan dan mengonsumsi produk konfeksioneri yang menyenangkan, tetapi juga menyehatkan; art of healthy indulgence.

Semoga informasi yang kami sajikan pada edisi Food Review Indonesia kali ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi untuk menjawab tantangan tersebut; sebagai upaya dalam meningkatkan daya saing produk dan industri pangan Indonesia.

Purwiyatno Hariyadi
Phariyadi.staff.ipb.ac.id
Daftar Isi

Forum
F
ood info-lintas pangan

OVERVIEW

  • Tren Flavor dalam Produk Permen
  • Pengurangan Gula pada Produk

  • Peran Industri dalam Ketahanan Pangan & Gizi Nasional

 

Asosiasi

  • Bimbingan Teknis untuk Peningkatan Daya Saing UKM

 

Ingridien

  • Aplikasi Hidrokoloid Pada Produk Minuman
  • Cheese Powder: The Solution to the Perfect Profile

  • Peluang dan Tantangan Kedelai Sebagai Ingridien Pangan
  • Proses Pengeringan Biji Kakao

 

TEKNOLOGI

  • Mengoptimalkan Limbah Sisa Produk Agroindustri
  • Regulasi Produk Minuman di Indonesia