What's new
Magazine Information
KI VOL VIII/01 2016
Editorial

Lebih Sehat dengan Serat

Serat pangan atau dietary fiber merupakan komponen pangan yang tidak dapat dicerna. Pada awalnya, komponen tersebut dianggap tidak memiliki manfaat bagi tubuh. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan pangan, berbagai penelitian menunjukkan manfaat serat. Tidak tanggung-tanggung, kekurangan serat dapat meningkatkan risiko munculnya berbagai penyakit tidak menular, seperti jantung, stroke, dan lainnya.

Parahnya lagi, gaya hidup modern telah mengubah pola konsumsi penduduk dunia –termasuk Indonesia. Menu-menu modern, seperti fast food, cenderung rendah serat. Data Riskesdas menunjukkan konsumsi sayur dan buah –sebagai sumber serat, masyarakat Indonesia cukup rendah. Tidak aneh jika kemudian dalam pedoman gizi seimbang, porsi buah dan sayur dianjurkan untuk ditingkatkan. Setidaknya konsumsi sayur dan buah sebanyak 5 porsi sehari setiap hari.

Industri jasa boga, sebagai salah satu penyedia "menu konsumsi" memiliki andil untuk menyiapkan pangan yang lebih menyehatkan, salah satunya dengan mempertimbangkan kecukupan serat. Mengingat pentingnya serat pangan terhadap kesehatan, maka KULINOLOGI INDONESIA pada edisi awal tahun 2016 ini mengangkat topik khusus seputar hal tersebut. Tidak lupa, kami juga mengucapkan Selamat Tahun Baru 2016. Semoga pada 2016, kita semakin sukses dan sehat selalu.

Selamat menikmati,
Hindah J. Muaris

Daftar Isi
Untitled Document

Concept

  • Beda Serat Larut & Tidak Larut
  • 10 Pangan Berserat Tinggi

Sensory & Application

  • Serba Singkong
  • Nata de Coco, Kenyal Kaya Serat
  • Olahan Oat Lezat & Kaya Serat!

Sensory & Application

  • Tantangan Mendesain Roti Gandum Sarat Serat

Q&A

  • Serat Pangan & Kesehatan

Resep-resep

Kilas Kulinologi