Bakery insight
Industri bakeri merupakan bagian utama dari industri pangan Indonesia, terutama dari sisi jumlah. Banyak industri bakeri skala kecil-menengah yang tumbuh dan menyumbang daya saing industri pangan nasional. Daya tarik utama industri ini adalah begitu banyaknya kemungkinan variasi produk yang bisa dikembangkan, tidak hanya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan gizi dan keamanan, tetapi juga untuk menyesuaikan selera konsumen yang semakin canggih.
Menurut laporan dari Global Agricultural Information Network (GAIN) no ID1036, industri bakeri di Indonesia tumbuh dengan pesat. Pada tahun 2005, industri bakeri terdaftar melaporkan angka penjualan sekitar 96 juta USD. Dua tahun kemudian (2007) angka itu dilaporkan meningkat menjadi 157,5 juta USD, yang berarti meningkat sebesar 40%. Pada tahun 2010, GAIN (ID1036) memperkirakan bahwa industri bakeri ini akan terus berkembang dengan laju pertumbuhan tinggi, bisa mencapai 20% per tahun. Pada tahun 2012, Asosiasi Pengusaha Bakeri Indonesia (APEBI)- misalnya- melaporkan angka pertumbuhan penjualan khusus untuk roti dan pastry (bread and pastries) saja mencapai 12%, dan diperkirakan akan bisa tumbuh lagi mencapai 15% per tahun. Angka-angka ini jelas jauh lebih tinggi dari angka pertumbuhan ratarata industri pangan nasional, yang ditargetkan tumbuh setinggi 8,1% (http:// www.tubasmedia.com/berita/butuh-rp-65-triliun-agar-industri-makanan-danminuman- tumbuh/).
Salah satu kunci penting untuk bisa bertarung dan memenangkan kompetisi industri bakeri ini adalah inovasi. Karena itu, industri bakeri perlu membedah dan menganalisis bisnisnya dengan tajam –Bakery Insight. Dalam rangka mendapatkan insight yang jelas tentang industri bakeri ini, maka sangatlah relevan kita bahas adanya peristiwa penting pada pertengahan Oktober lalu, dimana Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pameran Food Ingredients Asia (FiA) 2014 di JI Expo Kemayoran Jakarta. Dalam pameran tersebut, disajikan aneka inovasi ingridien yang sangat penting untuk mendukung inovasi industri pangan, terutama dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun depan.
Salah satu inovasi yang cukup menarik perhatian adalah seputar ingridien untuk produk bakeri. Ingridien untuk meminimalkan staling, memperlembut tekstur, memperpanjang umur simpan, dan memberikan nilai tambah banyak ditawarkan pada pameran tersebut. Berbagai ingriden tersebut berpotensi untuk digunakan melakukan inovasi pengembangan produk baru, perbaikan proses, reformulasi, atau lainnya. Memanfaatkan meningkatnya sentimen positif konsumen lokal terhadap isu kemandirian dan kedaulatan pangan, maka inovasi dengan memanfaatkan bahan baku lokal jelas akan memberi nilai tersendiri.
Karena alasan itulah maka FOODREVIEW INDONESIA untuk secara khusus membahasnya pada edisi ini, dipadukan dengan liputan khusus pameran FiA 2014. Semoga informasi yang kami berikan dapat bermanfaat bagi kemajuan industri pangan –khususnya bakeri- Indonesia.
Selamat membaca,